Postingan

Santri Tewas Dianiaya 4 Senior di Ponpes Kediri, Sang Ibu Ungkap Kejanggalan: Sempat Minta Dijemput

Gambar
  SERAMBINEWS.COM  - Seorang santri di salah satu pondok pesantren di Kabupaten Kediri, Jawa Timur tewas setelah dianiaya oleh rekannya. Peristiwa itu terbongkar setelah keluarga curiga dengan kondisi jenazah korban setelah datang di rumah duka. Korban bernama Bintang Balqis Maulana (14) tewas dianiaya oleh oleh empat seniornya. Keempat santri tersebut kini telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka adalah MN (18) pelajar kelas 11 asal Sidoarjo, MA (18) pelajar kelas 12 asal Nganjuk, AF (16) asal Denpasar, serta AK (17) asal Kota Surabaya. Tangis histeris keluarga pecah saat jenazah seorang santri tiba di rumah duka di Kecamatan Glenmore, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur. Korban  merupakan santri salah satu pondok pesantren di Kediri yang dilaporkan tewas terjatuh di kamar mandi. P eristiwa itu dilaporkan oleh kakak sepupu korban ke pihak ponpes. Mengetahui hal itu, pihak ponpes mengaku langsung membawa jenazah ke Banyuwangi tanpa melaporkan ke polisi. Namun sesampainya di rumah duka,

legenda batu menangis

  Dongeng ini berasal dari Kalimantan. Berkisah tentang seorang gadis yang cantik, namun perilakunya tak seelok rupanya. Ia merupakan anak dari seorang wanita yang merupakan ibu tunggal dan pekerja keras. Suatu saat, gadis itu diajak ibunda pergi ke pasar yang jaraknya jauh dari rumah. Mereka harus melewati desa-desa untuk mencapainya. Lagi-lagi, gadis itu sibuk memamerkan kecantikannya di depan masyarakat desa. Parahnya, ia berlagak seperti majikan, sementara ia menganggap ibunda seperti pembantunya. Setiap kali ditanya warga, ia hanya membalas bahwa ibunda adalah pembantunya. Sekali, dua kali, ibunda masih tegar. Tapi, begitu gadisnya berbohong berkali-kali, hatinya sakit. Kerja keras dan keberadaannya seolah tak dianggap. Sampai akhirnya, ibunda berhenti dan berdoa agar gadisnya diberi pelajaran. Gadis itu kemudian merasa aneh, kakinya kaku dan terkejut melihat kakinya berubah jadi batu. Rupanya ibunda mengutuknya. Baru separuh badan menjadi batu, gadis itu memohon ampun. Tapi, suda